PENGALAMAN RESILIENSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI FATHERLESS AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA (STUDI KASUS)

Putri, Maylinda Saskia Permata (2024) PENGALAMAN RESILIENSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI FATHERLESS AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA (STUDI KASUS). Skripsi thesis, Universitas Setia Budi.

[img] Text
lembar pernyataan publikasi.pdf

Download (700kB)
[img] Text
Surat keterangan plagiasi.pdf

Download (46kB)
[img] Text
INTISARI_ABSTRACT.pdf

Download (14kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (635kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (264kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (114kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (810kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (19kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (320kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Ibu dan ayah seharusnya memiliki peranan yang sama dalam mengasuh anak, sehingga anak mendapatkan peranan kedua orangtua dalam tumbuh kembangnya yang akan berdampak pada psikologis anak hingga dewasa. Namun, tidak semua anak beruntung mendapatkan peran ayah seutuhnya yang baik dan ideal karena disebabkan salah satunya oleh perceraian. Kemampuan resiliensi sangat penting dimiliki siapapun, termasuk remaja yang mengalami fatherless ketika dihadapkan dengan keadaan tertekan serta kondisi terpuruk yang terjadi dalam kehidupan. Resiliensi adalah penyesuaian peran mengenai kekuatan untuk bangkit dari perasaan negatif dan beradaptasi secara baik saat keadaan tertekan agar bisa melalui kesulitan dan mampu pulih atau berfungsi optimal saat dihadapkan permasalahan yang sulit sehingga bisa meminimalisir, mencegah, menghadapi, bahkan menghilangkan dampak negatif dari keadaan sulit menjadi wajar untuk diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terjadinya resiliensi dan faktor yang mempengaruhi resiliensi pada remaja yang mengalami fatherless, serta proses resiliensi yang dilewati remaja fatherless akibat perceraian orang tua. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan teknik purposive sampling untuk penentuan informan penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi sebagai alat pengumpulan data. Informan dalam penelitian ini 4 (empat) remaja yang mengalami fatherless, dengan pertimbangan representatif untuk mewakili jumlah data penelitian kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap informan memiliki tahapan proses masing-masing untuk dapat mencapai resiliensinya. Keempat informan sama-sama menunjukan resiliensi ketika mereka memiliki sumber dukungan eksternal dalam hidup mereka, seperti keluarga dan teman-teman mereka. Tidak mendapatkan peran ayah atau fatherless dapat mereka lewati karena mereka percaya bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik, menjalani hidup dengan baik dengan tidak berlarut-larut dalam masalah serta bersyukur, hanya fokus pada masa depan untuk membahagiakan ibunya, dan menyibukkan diri dengan hal positif dan berpikir yang positif. ABSTRACT Mothers and fathers should play an equal role in parenting, so that children get the role of both parents in their growth and development, which will have an impact on the child's psychology into adulthood. However, not all children are lucky enough to get the role of a good and ideal father, one of the reasons being divorce. Resilience skills are very important for everyone, including adolescents who experience fatherlessness when faced with stressful situations and the worst conditions in life. Resilience is a role adjustment regarding the strength to rise from negative feelings and adapt well during stressful situations so that we can get through difficulties and be able to recover or function optimally when faced with difficult problems so that we can minimize, prevent, deal with, and even eliminate the negative impact of difficult situations to overcom. The purpose of this study is to determine the occurrence of resilience and the factors that influence resilience in adolescents who experience fatherlessness, as well as the resilience process that fatherless adolescents go through due to parental divorce. The research method used in this study is a qualitative method and purposive sampling technique to identify research informants. Data were collected through interviews and observations as data collection tools. The informants in this study were 4 (four) adolescents who experienced fatherlessness, with representative considerations to represent the amount of qualitative research data. The results of the analysis showed that each informant has their own stages in the process of achieving resilience. All four informants show resilience when they have external sources of support in their lives, such as their family and friends. They are able to cope with the absence of a father or fatherlessness because they believe that God's plan is the best, they live well by not dwelling on problems and being grateful, they only focus on the future to make their mother happy, and they engage in positive things and positive thinking.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: fatherless, remaja, resiliensi fatherless, adolescents, resilience
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Fakultas Psikologi > Prodi S1 Psikologi
Depositing User: USB
Date Deposited: 19 Jun 2024 02:55
Last Modified: 19 Jun 2024 02:57
URI: http://repo.setiabudi.ac.id/id/eprint/6201

Actions (login required)

View Item View Item